Kamis, 19 Agustus 2010

HIDUP BEBAS

Saya bukan pendidik sprituil atau pendidik moral, saya juga melakukan banyak kekeliruan dalam hidup,hingga saya merasa harus membuat kesimpulan apa yang mesti selalu kita tumbuhkan dalam hidup,apa yang mesti kita tumbangkan segera walau telah berurat-akar.

Setiap kita ingin hidup bebas,melakukan yang jadi kehendak tanpa ada tekanan. Tapi setiap kita pasti menyadari, dibalik kebebasan kita,kita mempunyai konsukuensi yang tidak bisa diabaikan. Pun tindakan kita akan berhadapan dengan kepentingan orang lain, dengan keharmonisan hubungan kita dengan mereka. Jika kita mengetengahkan ego kita, tindakan yang kita buat akan menjadi lawan tindakan dari tindakan atau kepentingan orang lain. Jadi amat penting kita bertindak yang tepat,menyenangkan buat kita,tdk juga merusak harmonisasi sosial.

Hidup bebas kerap dimaknai dengan kebebasan moral. Orang mendefinisikan puncak kesenangan jiwa dari kebebasan menentukan sikap moral sesuka saya. Sikap ini krn pendefinisian yang tlh terparadigma, seolah2 yang bebas itu adl merdeka tanpa batas moral. Moral seolah pengganggu,dia seperti traffic light yang memaksa berhenti. Jarang moral diakui -ktk dihadapkan dg Hidup Bebas- sbg pemandu yang menolong sebuah pribadi lepas&sebuah masyarakat berkembang sehat.

Mau diakui atau tidak,moral adl hal penting yg hrs diselamatkan dlm hidup.Moral yg baik membuat kehidupan sosial tetap seimbang&kualitas pribadi tetap utuh.
Hidup Bebas itu adl bukan bgm kita bisa seenaknya, Hidup Bebas itu adl bgmn kita ttp hidup baik&utuh dr penguasaan pengaruh buruk yg meluruhkanmu. Jika kau berhasil, kau bukan cuma diselamatkan,tp kau juga menyelamatkan.

Wandha,20 agustus 2010