betapa ditinggalkannya saya

selama beberapa bulan terakhir saya dengan 2 teman saya begitu terobsesi dengan sebuah pemikiran tentang kehidupan lain diluar sana. kami mendadak berkumpul sebagai teman akrab, bahkan Nino menganggap kami satu sama lain terikat hubungan darah dan sprituil di masa lalu. melewati bulan-bulan optimis dan bersemangat; saya, Nino dan Beam akhirnya tak tertahankan benar-benar meluncur ke tempat itu. suatu tempat yang seperti surga mencuat dari tatakannya. surga yang hilang. aku menjadi mata. Nino menjadi hati. Bim menjadi nalar. lalu, surga yang hilang itu, yang letaknya persis di jantung sumatra, telah menbawa kami kepada kesimpulan berbeda... SAYA MEREKA TINGGALKAN. Karena saya telah mematahkan nalar Beam dengan pandangan-pandangan metafisik. dan melumpuhkan hati Nino dengan kenyataan-kenyataan sains yang bertolak belakang.