Minggu, 14 Juni 2009

aku masihkah seperti yang dulu

waktu siang-siang ke bazaar buku tau-tau saya di tepok di bahu oleh seseorang. lagi asyik-asyik bolak-balik buku teori pemikiran keynes yang di siskon 75%.
"mila ya?"
ha? mila? saya mengerutkan kening. berusaha mengingat-ingat, tapi tida ada teman saya yang namany amila. juga diri saya namanya bukan mila.
"maaf..." jawab saya formil.
seseorang itu tetap dengan senyum mengembang, mata berbinar-binar, terus nyerocos.
"lu tambah gemuk dan putih aja.."
gemuk ? ih..apa sih? putih ? pastinyaaa.
"maaf..."
"jangan formil gitu dong mil ? udah merit ? kerja dimana sekaranmg ?"
Ampuuun!
baru 3 menit kemudian percakapan angin ini menemukan titik terangnya.
"duuh. maap mbak, kakak, uni. saya kira tadi temen saya mila. abis mirip buangeet sih.."
saya senyum saja.
tepokan di bahu itu.
pedas juga rasanya. gak kira-kira nih ibuk-ibuk.

itu pengalaman bukan pertama.
ketika saya mau take off dari padang menuju jakarta, lebih parah lagi. untuk menghemat ongkos ke jakarta, saya pilih pesawat kelas ekonomi yang warnanya merah itu. pesawat ini semua kursinya kelas ekonomi. kalau kita naik, harus rebutan. kalau ga, ya duduklah dekat toilet atau sayap pesaawat. itu posisi paling ga menyenangkan dan membosankan.
saya --kayak di bis atau keretaapi-- suka duduk dekat jelndela. biar lihat-lihat keluar kalau bete. walaupun sih kalu naik pesawat yang kita lihat awan selalu. beruntung kalu pesawat terbang cukup rendah dan cuaca cerah. bisa kelihatanlah pulau sumatra yang hijau. bukit barisan persis di tengah-tengahnya. jembatan ampera di palembang. dan sungai yang meliuk-liuk itu, sungai kuantan.

ketika pesawat merah dari jakarta keliatan landing, orang-orang di ruang tunggu pada berdiri. (di bandara tabing--sekarang bandara udah pindah,BIM--  pesawat datang dan pergi keliatan saking kecilnya tuh bandara).
wah..ngapain nioh?
rupaanya mereka menuju pintu keluar.
"sabar bapak-bapak.. ibu-ibu.. pesawat dibersihklan dulu.."
kata mas-mas di pintu itu.
ga ada yang peduli tuh.
tiap orang rebutan ingin duluan menuju pesawat. ingin mendapat kursi ternyaman. karena walapun tiap orang punya tiket, soal tempat duduk merdeka.
akhirnya 40 menit kemudia pintu terbuka. berhamburanlah penumpang-penumpang itu keluar, bergegas menuju pesawat merah yang parkir tidak jauh.
benmar saja, kita memang harus rebutan tempat duduk.
tinggalah saya yang ga kompetitif ini kebagian tempat duduk yang saya takutkan. dekat toilet. 
rasanya sebel banget. bayangin 1 jam 45 menit lagi baru sampe jakarta. duduk di temapat yang ga seberuntung ini. 
saya memasang sabuk pengaman dengan cemberut.
tapi...ketika menoleh ke sebelah kanan, di pinggir, dekat jendela sana...
saya benar-benar kaget.
plus bahagia.
saya bertemu teman lama !
teman sekampus, dia di fakultas teknik, saya di ekonomi.
"bang zul..!" teriak saya semangat.
dia acuh aja. sibuk dengan sabuk poengamannya. lalu merogoh sesuatu di kantong. mematikan hp.
"bang zul..! hey..hey!"
teriak saya. orang-orang pada bereaksi. dengar teriakan saya. dia juga.
dia menoleh. keningnya berkerut. tapi itu hanya sebentar. saya tersenyum manis-manis. karena dulu bang zul ini gebetan saya dan dia pernah berniat jadi pacar saya.
 bang zul juga membalas senyum saya. 
"abang ke jakarta juga ? di jakarta sekarang?" tanya saya, antusias ni ye.
"iya.. kamu tinggal di jakarta juga?" tanyanya.
saya mengangguk-angguk. percakapan jarak lumayan jauh ini jelas di dengar orang kiri-kanan.
"kerja dimana yuni sekarang?"
yuni?
saya jadi heran.
"yuni? yuni yang mana?" tanya saya.
"lho..kamu yuni kan?"
"bukan.."
"ha? siapa dong?"
kontan orang-orang pada melihat kami bergantian. lalu senyum-senyum kemudian.
wajah saya memerah.
"saya esti..bang!" jawab saya menyesal. menyesal meneriaki dia tadi kalo dia sama sekali ga ingat saya.
"ooh..esti. maaf...maaf. kamu mirip yiuni sih.."
saya jadi lega. ah, ingat juga dia sama saya akhirnya.
"saya mirip yuni?"
"iya. yuni yang di sastra jepang, yang angkatan 97 itu. kamu angkatan 96 bukan ?"
ha? apa sih ? saya kan angkatan 93!
"maksudnya ?" tanya saya. mul;ai bete.
"kamu kan sastra jepang angkatan 96 kan?"
busyet..! saya ini dulu di fakultas ekonomi, tauk!
saya benar-benar keki. dengan weajah tidak antusias lagi saya memelototi bang zul.
"iya..! saya yuni. bukan esti. salah tuh.."
tinggallah temen saya itu mengerutkan kening.
"maksudnya?" dia tidak paham. rasain!
saya kian bete.
dengan pesawat ini.
dengan tempat duduk ini.
dengan pengalaman ini.
jakarta masih 1 jam 30 menit lagi.
dan saya didesak-desak terus dengan seorang teman lama bernama bang zul.
"kamu yuni?"
"kamu esti?"
"maksudnya?"
"apanya?"
"ih..kok diem. cemberut gitu.."
ah.
uh.
ah.
sebelnya !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mereka menghabiskan energi dan waktu untuk menjadi perpanjangan aspirasi rakyat. Tapi mereka sendiri tidak tahu apa yg bertunas di masyarakat. Bagiku ini rancu dan tidak lebih dr perjuangan uang. Tidak akan membawa perubahan kecuali eksploitasi derita. Smg ada yg menghentikan ini.