Amat tipis mungkin perbedaan antara peduli dengan menjajah kebebasan orang lain.
Saya punya pengalaman pribadi tentang ini. Beberapa bulan yang lalu seseorang -atau sebuah perkumpulan ? karena namanya bukan nama seseorang,tp nama sebuah perkumpulan- meng-add saya untuk dijadikan teman. Saya senang menambah teman baru krn kebetulan saya sedang belajar tentang budaya lokal spt nama perkumpulannya. Pertemanan ini jenis 'pertemanan sepi', karena beliau pasif di fb. Tiba-tiba suatu hari saya terima message di inbox saya darinya, yang bertanya tanpa mengindahkan perasaan saya akan isi pertanyaan itu. Dia bertanya apa agama saya. Buat saya ini amat pribadi,kecuali memang ada percakapan sebelumnya yang mengharuskan saya menjawab, walau menurut hemat saya, kita tdk bisa memaksa siapapun dg pertanyaan kita. saya menjawab ketika itu, apakah pertanyaan ini harus saya jawab ? ya! katanya. Sebagaimana tahu, picture profile saya -kec 2minggu ini- adl sosok perempuan berjilbab panjang(dalam paradigma umum adl pakaian muslimah). saya bertanya lagi, apakah saya ditanya scr pribadi, atau sebuah grup umum yg menanyai saya,dan untuk apa? dia menulis dg tanda seru, harus dijawab !
Ini sebenarnya buat saya pemaksaan thd hak2 saya untuk menjawab atau tidak, disamping dr segi etika melampaui kesantunan. Tnyt dia menanyai agama saya karena saya ikut grup ini-itu agama lain,sprituil lain,kepercayaan lain yg tdk ada hubungannya dg agama saya.
Mengetahui alasan dia bertanya krn hal ini, saya menjadi sedih dan kasihan. Pertama, saya telah merasa diselidiki (keliatan pertemanan sepi,tnyata dia mengetahui grup dan kegiatan sy di fb),lalu dinilai sepihak. Kedua, dia telah memaksakan sebuah wewenang,kekuatan dirinya ke saya untuk membatasi kebebasan saya langsung atau tidak langsung. Ketiga, dia berprasangka negatif ke saya,dan memposisikan dirinya sbg polisi yg berhak mewarning hak2 pribadi saya bersosialisasi di dunia maya.
Dan tanpa saya duga, beberapa saat kemudian dia meremove saya. Padahal, sy tdk meminta pertemanan,dm kesantunan dan niat baik sy menerima pertemanannya, dan untuk hal ini mestinya saya menjadi pihak yg tersinggung.
Tapi sudahlah,saya jadikan itu pengalaman. Apa yg kamu tdk ingin dilakukan orang lain thdp dirimu, maka jangan lakukan pula thdp orang lain.
Mungkin kita berhak thdp seseorang,tapi mungkin tidak berhak. lakukan dg cinta dan tulus saja,bukan berprasangka atas ukuran2 pribadi kita.
Apa yang saya tulis ini adl hal yg sering saya alami. termasuk untuk pic terbaru saya. jika tdk menyukai saya,mohon remove saja saya. debat2 di note dan status saya bukan bertujuan memaksakan pemikiran tapi tempat kita bisa share sbg sahabat,bkn orang yang dicurigai.
TEMAN-TEMAN,SUNGGUH SAYA CINTA PADAMU. MARI KITA MENJADI TEMAN TANPA MELUKAI.
Mohon maaf jika saya ada salah kata.
wandha chandrawati
Saya punya pengalaman pribadi tentang ini. Beberapa bulan yang lalu seseorang -atau sebuah perkumpulan ? karena namanya bukan nama seseorang,tp nama sebuah perkumpulan- meng-add saya untuk dijadikan teman. Saya senang menambah teman baru krn kebetulan saya sedang belajar tentang budaya lokal spt nama perkumpulannya. Pertemanan ini jenis 'pertemanan sepi', karena beliau pasif di fb. Tiba-tiba suatu hari saya terima message di inbox saya darinya, yang bertanya tanpa mengindahkan perasaan saya akan isi pertanyaan itu. Dia bertanya apa agama saya. Buat saya ini amat pribadi,kecuali memang ada percakapan sebelumnya yang mengharuskan saya menjawab, walau menurut hemat saya, kita tdk bisa memaksa siapapun dg pertanyaan kita. saya menjawab ketika itu, apakah pertanyaan ini harus saya jawab ? ya! katanya. Sebagaimana tahu, picture profile saya -kec 2minggu ini- adl sosok perempuan berjilbab panjang(dalam paradigma umum adl pakaian muslimah). saya bertanya lagi, apakah saya ditanya scr pribadi, atau sebuah grup umum yg menanyai saya,dan untuk apa? dia menulis dg tanda seru, harus dijawab !
Ini sebenarnya buat saya pemaksaan thd hak2 saya untuk menjawab atau tidak, disamping dr segi etika melampaui kesantunan. Tnyt dia menanyai agama saya karena saya ikut grup ini-itu agama lain,sprituil lain,kepercayaan lain yg tdk ada hubungannya dg agama saya.
Mengetahui alasan dia bertanya krn hal ini, saya menjadi sedih dan kasihan. Pertama, saya telah merasa diselidiki (keliatan pertemanan sepi,tnyata dia mengetahui grup dan kegiatan sy di fb),lalu dinilai sepihak. Kedua, dia telah memaksakan sebuah wewenang,kekuatan dirinya ke saya untuk membatasi kebebasan saya langsung atau tidak langsung. Ketiga, dia berprasangka negatif ke saya,dan memposisikan dirinya sbg polisi yg berhak mewarning hak2 pribadi saya bersosialisasi di dunia maya.
Dan tanpa saya duga, beberapa saat kemudian dia meremove saya. Padahal, sy tdk meminta pertemanan,dm kesantunan dan niat baik sy menerima pertemanannya, dan untuk hal ini mestinya saya menjadi pihak yg tersinggung.
Tapi sudahlah,saya jadikan itu pengalaman. Apa yg kamu tdk ingin dilakukan orang lain thdp dirimu, maka jangan lakukan pula thdp orang lain.
Mungkin kita berhak thdp seseorang,tapi mungkin tidak berhak. lakukan dg cinta dan tulus saja,bukan berprasangka atas ukuran2 pribadi kita.
Apa yang saya tulis ini adl hal yg sering saya alami. termasuk untuk pic terbaru saya. jika tdk menyukai saya,mohon remove saja saya. debat2 di note dan status saya bukan bertujuan memaksakan pemikiran tapi tempat kita bisa share sbg sahabat,bkn orang yang dicurigai.
TEMAN-TEMAN,SUNGGUH SAYA CINTA PADAMU. MARI KITA MENJADI TEMAN TANPA MELUKAI.
Mohon maaf jika saya ada salah kata.
wandha chandrawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mereka menghabiskan energi dan waktu untuk menjadi perpanjangan aspirasi rakyat. Tapi mereka sendiri tidak tahu apa yg bertunas di masyarakat. Bagiku ini rancu dan tidak lebih dr perjuangan uang. Tidak akan membawa perubahan kecuali eksploitasi derita. Smg ada yg menghentikan ini.