Minggu, 25 Juli 2010

MENCIUM, MEMBASUH, MENGERINGKAN

Teman saya -pria lajang mapan- menghapal-hapal kalimat untuk hijab qabul (sakramen pernikahan). Dia mempraktekan di kuping saya. "Saya terima nikah&kawinnya bla bla bla binti bla bla bla dg mas kawin seperangkat alat sholat, sebentuk cincin dan uang tunai..."
Wah, dia usaha banget deh. Nanya-nanya harga springbed. Pokoknya yang berhubungan dengan pernikahan dan perkawinan. Saya bersemangat mendorong usahanya itu. Ayo! Ayo! Kamu bisa !

Tapi kenapa ya, tiap mau menikah itu kok ragu-ragu mulu. Teman saya 1 lagi -pria beriman dan cerdas- bilang : "Aku tuh ga cinta dia. Kalo aku capek, aku lihat dia mestinya hilang capek. Ini ga, tetep aja capek. kebayang aja,ntar dah nikah, pulang kantor capek2,nyampe di rumah tetap aja capek karena lht dia ga ngilangin capek."
Aku jawab : "iya ya. aku juga gitu. aku capek deh baca email dia,mau ga mau jawab disela kesibukan,mana ga bisa cepet2 jawabnya krn dia ga paham bhs Indonesia. sdg bhs asing itu kadang lain maksud, lain arti, lain yang dijawab."
Temenku yang sibuk ngapal2 redaksi ijab qabul itu berkomentar :"....tapi dia ga antusias ke aku. Dia biasa aja. SMSnya datar. hambar. aku ga benci dengan dia. tapi juga ga cinta...."

Tidak benci.
Tapi juga ga cinta.
Jadi saya bilang kita bertiga ini sama. Kita punya janji menikah dengan orang yang tidak kita cintai. kata teman saya yang capek itu, itulah yang sejatinya rasa cinta. Tidak benci. Tidak cinta. kita baru layak menikah jika telah pada kondisi pasrah, zero point, kepada kehendak Allah, Tuhan.

Tapi apakah memang wajar kita menikah tanpa ada unsur ketertarikan ?

Saya akhirnya pasrah juga. siapapun yang jadi jodoh saya, saya ridha atas nama Dia. saya ingin menjadi seindah fathima kepada ali. kadhija kepada Rasul. Perempuan yang mencium kaki suaminya. Membasuhnya dan mengeringkannya dg rambutnya. ceile....gitu amat. hari gini ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mereka menghabiskan energi dan waktu untuk menjadi perpanjangan aspirasi rakyat. Tapi mereka sendiri tidak tahu apa yg bertunas di masyarakat. Bagiku ini rancu dan tidak lebih dr perjuangan uang. Tidak akan membawa perubahan kecuali eksploitasi derita. Smg ada yg menghentikan ini.