Sabtu, 24 Juli 2010

Sebuah ketakutan, begitu banyak airmata

Kadang saya terjaga spnjg malam, brharap cepat pagi. Sebuah panggilan dr sso sering melegakan saya,krn ada yg menemani. Jk tdk? Sy membaca. Melototi tv. Tp ga membantu banyak.

seorang teman saya,juga bernasib sama. Kami bukan mau menyiksa diri,tp inilah adanya. Saking ga tahan lg,dia tdk mau bersentuhan dg teknologi. Ga ada hp. Ga ngenet. Tinggal di biara. Jd biarawati. Saya jg dulu bgt,tp skrg sy pkir u/ apa menyiksa diri? Mksdnya,saya ga mampu spt tmn itu.

kita itu tdk bisa lari dr ketakutan. Ketakutan ada u/ melindungi diri kita dr bencana yg blm jelas, mari dikabarkan!

beberapa jam sebelum sebuah pristiwa 'unik' tjadi, kdg lintasan visinya menggetarkan. Tak peduli itu akn tragis,memelas atau menggemparkan,airmata slalu jth di pipi.
kata seorang guru kpd tmn saya yg membiara itu : jangan tolak krn engkau tdk sama,trlalu melompat jauh,berlebih2n&tdk logis. Ktk engkau mengatakan kt2mu tak penting,tp stlh kamu slsi brkata2, apa yg kamu tlh ucapkan itulah bukti Tuhan ada dan tdk disepelekan.

tp sebuah ketakutan,tetap membuat bgt bnyk airmata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mereka menghabiskan energi dan waktu untuk menjadi perpanjangan aspirasi rakyat. Tapi mereka sendiri tidak tahu apa yg bertunas di masyarakat. Bagiku ini rancu dan tidak lebih dr perjuangan uang. Tidak akan membawa perubahan kecuali eksploitasi derita. Smg ada yg menghentikan ini.