Saya sayangnya berantem dengan teman saya Iwan, jadi ga tahu sampai hari ini bobotnya telah menyusut berapa kilo dengan diet ketat yang dia lakukan sebulanan ini. Bermula setelah kami pulang tracking, betapa kagetnya iwan melihat body dia di video melebar ke samping. Iwan kelihatan paling sehat sih, tapi juga kelihatan paling mendominasi layar.
Iwan mati-matian meyakini saya, itu pengaruh visual video saja. Apa kek istilahnya, saya sudah bilang dari awal sewaktu kami makan di kafe seminggu sebelumnya, "ingat body...ingat body..."
Iwan merasa atletis.
Bukan gendut. Sementara saya memberi kesimpulan, bahwa sebagai pria single yang belum karatan, belummenikah, dia mirip bapak-bapak di kantor walikota. Iwan mati-matian ngotot, "gue tuh atletis". Baru setelah menonton video tracking kami, keluarlah pengakuan lesu, "iya ya. Gue bisa-bisanya ya selebar itu?". Tapi seperti kebanyakan orang gendut manapun, selalu merasa dirinya masih kurusan. Iwan meyakinkan saya dia belum cukup gendut, jika dibandingkan dengan rata-rata temannya di kampus. Dia menyebut nama-nama teman yang bobotnya dua atau tiga kali lebih besar. Yah, sekalian saja sebutkan beruang kutub di daftar terakhir, kata saya dalam hati, sambil berusaha tetap mempengaruhi dia bahwa gambar di video itu jujur apa adanya tidak berlebih-lebihan. "coba bandingakan dengan yogie yang asli dengan yang di video, apa tambah gendut?", tanya saya. "atau ga usah yogie dah. Dia mah gepeng banget, sama si feb aja.." Dengan tidak bersemangat , iwan mengakui kalau dia memang telah naik.... hampir 10 kilogram!
Dalam setahun terakhir.
Jeansnya dari no 31 ke no 33. T-shirt dari L ke XXL.
Pengakuan dosa ini cukup panjang jika diteruskan. Saya aja yang ga tega nulisnya.
Jadilah Iwan diet begitu nyampe di jogja. Makan nasi 4 sendok makan saja. Tempe 1 potong. Sayur banyak-banyak. Pake buah. Ikan, jangan ayam atau daging. Kerupuk 1. Nampaknya kalu urusan kerupuk dia ga bisa dihilangkan.
Dimaafkan.
Lagian isinya angin doang. Tiap-tiap jam makan dia mengsms saya. Berharap dukungan dan doa. Gue makan malam sebelum jam 5 sore, katanya, Baguuuus. Dan dengan jahatnya saya balas smsnya : Gue lagi makan donat yang ke-3 yang berlumuran coklat bertaburkan keju dan kacang mete, di dalamnya ada selai stroberi, plus secangkir teh tari hangat...
Sms saya ga dibalas-balas. Sakit hati ni ye.
Sebenarnya soal ukuran tubuh, tambah umur kita tuh tambah lebar lho. 10 tahun yang lalu, percaya deh, pinggang saya seramping britney spears sebelum menikah. Benar-benar sejengkal. Lebih dikit sih. Makanya, ketika masa jaya itu, gebetan saya lumayan banyak. Cowok mana sih yang ga gemes liet cewek kecil-kecil yang makannya dikit ? Kapan ditraktir jawabnya, " teh botol aja.." Itu jaman-jamannya kuliah.
Karena dulu tuh saya masih miskin, jarang semapat makan siang, karena pas jam 12 teng seringkali harus nguber kuliah 20 menit kemudian, sedangkan kantin jam-jam segitu kayak lagi bagi-bagi zakat fitrah. Bisanya kita biasanya cuma bisa mesen sebotol cola dingin, itu juga dinikmati sambil nyamber doang. Abis minum, bayar tentunya, segera lari-larian ke lantai 2 atau 3. Rebutan bangku dengan yunior dan senior. Karena jaman-jaman saya dulu kuliah, fakultas saya mahasiswanya bludag sedang ruang kuliah masih segede-gede sama dengan ketrika universitas baru diresmikan 12 tahun sebelumnya.
Dengan gaya hidup seperti itu, ga heran kalu saya imut-imut dan dipanggil semut.
Sekarang ? segede anak gajah baru sih.. Kapan saya menyadari posisi saya di belakang meja kantor yang berantakan, saya menyadari dengan sangat bahwa nih lemak di perut bertumpuk seperti mau menunjukkan, betapa mapannya saya. He.he.
Kan kalu kita sudah jadi manusia kantoran, otomatis kita sepertinya menjadi lebar-lebar dan sehat-sehat. Ketika kita menghenyakkan tubuh di kursi yang membal itu, mencuatlah kesana, kesini, lemak-lemak kemapanan, dan kalu kita make jeans yang rada ngepas dikit aja, semua lemak itu terdorong keluar ke bagian-bagian yang ga pantes banget di mata yang melihatnya.
Andai pacar pertama saya melihat saya yang hari ini, pasti dia ga menyangka kalau pepatah semut di sebrang keliatan itu benar adanya. Krena semutnya udah jadi gajah. Hiks.
Tapi saya ga mati-matian amat sih kayak iwan diet begitu rupa. Saya belum kategori gemuk. Buat saya cukuplah makan enak, tidur nyenyak, gaji naek terus, hiodup layak dinikmati tanpa menggusarkan ukuran pinggang yang kalau lebih 4 jengakal katanya bisa diabetes.
Saya mau diet sedikit kalu ntar mau nikah aja. Seperti kata iwan , agar di video pernikahannya dia ga mendominasi layar, agar bisa berbagi dengan tambatan hati. Mudah-mudahan di bulan November nanti iwan sudah kurus seperti harapannya. Dan mudah-mudahan dia ga kelamaaan jomblo. Karena keliatannya, jomblo itu bikin gendut. Karena kita ga punya tempat berbagi camilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mereka menghabiskan energi dan waktu untuk menjadi perpanjangan aspirasi rakyat. Tapi mereka sendiri tidak tahu apa yg bertunas di masyarakat. Bagiku ini rancu dan tidak lebih dr perjuangan uang. Tidak akan membawa perubahan kecuali eksploitasi derita. Smg ada yg menghentikan ini.